Aba-Aba
Pramuka
BARIS BERBARIS
1. Pengertian
Baris berbaris adalah
suatu bentuk latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara
kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.
2. Maksud dan
tujuan
a. Guna menumbuhkan
sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggungjawab.
b. Yang dimaksud dengan menumbuhkan
sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang
diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan
tugas pokok tersebut dengan sempurna.
c. Yang dimaksud
rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan
dalam menjalankan tugas.
d. Yang dimaksud
rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada
hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
e. Yang dimaksud rasa tanggung jawab
adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya,
tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan
tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.
3. Penjelasan
a. Aba-aba
1. Pengertian
Aba-aba adalah suatu
perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk
dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba
yaitu :
a. Aba-aba petunjuk
b. Aba-aba peringatan
c. Aba-aba pelaksanaan
Penjelasan :
a. Aba-aba petunjuk
dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud
daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.
Contoh :
Kepada Pemimpin Upacara-Hormat
– GERAK
Untuk amanat-istirahat
di tempat
– GERAK
b. Aba-aba
peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.
Contoh :
Lencang kanan
– GERAK (bukan lancang
kanan)
Istirahat di tempat –
GERAK (bukan ditempat istirahat)
c. Aba-aba
pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai
ialah :
1. GERAK
2. JALAN
3. MULAI
Penjelasan :
1. GERAK : adalah untuk
gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan
gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.
Contoh :
Jalan ditempat– GERAK
Siap– GERAK
Hadap kanan– GERAK
Lencang kanan –
GERAK
2. JALAN : adalah utuk
gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.
Contoh :
Haluan kanan/kiri– JALAN
Dua langkah ke depan – JALAN
Satu langkah ke belakang– JALAN
Catatan :
a. Apabila gerakan
meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-
aba harus didahului dengan aba-aba
peringatan – MAJU
Contoh :
Maju– JALAN
Haluan kanan/kiri– JALAN
Hadap kanan/kiri maju– JALAN
Melintang kanan/kiri
maju –JALAN
b. Tentang istilah
: “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai
aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang
sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba
HENTI.
Contoh :
- Ada aba-aba hadap
kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap
kanan/kiri henti GERAK.
- Balik kana maju/JALAN,
karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti – GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah
tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju – JALAN terhadap pasukan
yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan
aba-aba langkah henti – GERAK, belok kanan/kiri – GERAK.
c. Tentang aba-aba
: “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan
henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun
tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh :
Empat langkah ke depan – JALAN, bukan
barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba
peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
3. MULAI : adalah
untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.
Contoh :
Hitung– MULAI
Tiga bersaf kumpul– MULAI
3. Cara memberi
aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi
aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali
dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b. Apabila aba-aba
itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah
ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.
Contoh :
Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK
Pelaksanaanya :
o Pada waktu
memberikan aba-aba menghadap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan
penghormatan bersama-sama dengan pasukan
o Setelah
penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm
keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan
aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
c. Pada taraf permulaan aba-aba yang
ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba
pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjalan, pada
waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah. Pada taraf lanjutan, aba-aba
pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah
untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d. Aba-aba diucapkan dengan suara
nyaring-tegas dan bersemangat.
e. Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi
antara.
f. Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.
g. Antara aba-aba
peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya
pasukan.
h. Bila pada suatu
bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh : Lencang kanan
= Ulangi – siap GERAK
b. Gerakan Dasar
1. Sikap Sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK.
Pelaksanaanya : pada aba-aba
pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak
kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas
ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit
ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan
tangan lurus, jari- jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada
paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik,
mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas
sewajarnya.
2. Istirahat
Aba-aba istirahat
ditempat – GERAK
a. Pada aba-aba
pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki
(30cm)
b. Ke dua belah tangan dibawa ke
belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak
tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri
memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua
tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.
Catatan:
1. Pasukan dalam keadaan istirahat di
tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian
atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan
menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa
mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
2. Pada kata
perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba
kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
3. Maksud dari
sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang
diberikan akan dijalankan
3. Lencang kanan/kiri : (hanya
dalam bentuk bersaf)
Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya :
Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.
a. Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping,
jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh
bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan
menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri
tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
b. Saf tengah dan saf belakang
kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut
pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
c. Penjuru saf tengan dan belakang
mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua)
kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa
menunggu aba-aba.
d. Pada aba-aba
tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke
depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
e. Pada waktu pemimpin pasukan
memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan
safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan
kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada
kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).
Catatan:
1. Untuk menghindarkan keributan pada
waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui
belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu)
lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah
meninju rekannya yang berada di samping.
2. Kelurusan
barisan dilihat dari tumit.
3. Setengah lencang kanan/kiri
Aba-aba : Setengah lengan lencang kanan/kiri - GERAK
Pelaksanaannya :
Seperti pada waktu lencang
kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang)
dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya,
pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat
jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan) sambil
memalingkan muka ke kanan/kiri meluruskan barisan. Pada aba-aba tegak
GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan
dan berdiri dalam sikap sempurna.
5. Lencang depan (hanya
dalam bentuk berbanjar)
Aba-aba : Lencang depan - GERAK
Pelaksanaannya :
a. Penjuru tetap
sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat
tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
b. Saf depan banjar tengah dan kiri
mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan
tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa
menunggu aba-aba.
c. Banjar
tengah/kiri tanpa mengangkat tangan
6. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung –
MULAI
Pelaksanaannya :
a. Jika bersaf,
pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke
kanan.
b. Pada aba-aba
pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke
depan.
c. Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.
d. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap
sempurna.
e. Pada aba-aba
pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya
masing-masing.
f. Jika pasukan
berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG
SATU/KURANG DUA.
7. Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap
kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri/kanan
diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri,
berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.
b. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
8. Hadap serong kanan/kiri
Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
a. Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kir
b. Berputarlah
arah 45° ke kanan/kiri
c. Kaki kiri/kanan
dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri
9. Balik kanan
Aba-aba : Balik
kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
a. Pada aba-aba
pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.
b. Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°
c. Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.
Catatan:
oDalam keadaan berhenti
pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
oDalam keadaan berhenti
berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan
dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.
10. Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3
berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
a. Pelatih menunjuk
seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan
oleh pelatih.
Contoh :
Sdr. Surya sebagai penjuru.
Aba-aba pelatih : Surya sebagai penjuru.
Oleh orang yang
ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Surya sebagai penjuru.
b. Orang yang
ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
c. Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI
diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping
kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
d. Pada waktu berkumpul, penjuru
melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan
LURUS, pada isyarat ini penjuru melihat ke depan, yang lainnya (saf depan)
menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.
11. Cara latihan memberi hormat
Aba-aba : Hormat - GERAK
Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti) :
a. Pada aba-aba pelaksanaan, dengan
gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15°
serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke
bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari
tutup kepala setinggi pelipis.
b. Pergelangan
tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang
diberi hormat.
c. Jika tutup
kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
d. Jika selesai
menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.
12. Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya :
Pemberian aba aba tersebut
dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan
kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu
bubar.
13. Jalan di tempat
Aba-aba : Jalan ditempat - GERAK
Pelaksaannya :
Gerakan dimulai dengan mengangkat
kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata- rata, ujung kaki
menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak,
pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan
(tidak melenggang), dari jalan ke tempat berhenti ; aba-aba : Henti –
GERAK, Pelaksanaannya :
Pada aba-aba
pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan
pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
14. Membuka/menutup
barisan.
Aba-aba : Buka barisan
– JALAN
Pada aba-aba
pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di
tempat.
Catatan :
Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan.
Tutup barisan
Aba-aba : Tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :
Pada aba-aba
pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke
samping kanan dan kiri,
sedang regu tengah tetap ditempat.
c. Gerakan
Lanjutan/Berjalan
1. MAJU – JALAN
Dari sikap sempurna
Aba-aba : Maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri
diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan
tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak
setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
b. Langkah pertama
dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°,
lengan kiri 30° ke
belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus
dilenggangkan ke depan 45°, dan ke
belakang 30°.
c. Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada
belakang leher.
d. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri
e. Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.
2. LANGKAH BIASA
a. Pada waktu berjalan, kepala dan
badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan
lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan
ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
b. Cara melangkahkan kaki seperti
pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya
lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang
30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari
menhadap ke atas.
3. LANGKAH TEGAP
a. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Mulai berjalan dengan kaki kiri,
langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa
(panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi
tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan
tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama
lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan,(lengan
tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan
digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.
b. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah tegap – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan
diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu
langkah selanjtnya
mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.
c. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba diberikan pada
waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan
mulai berjalan dengan
langkah biasa, hanya langkah pertama……
Catatan: Dalam lsedang berjalan cukup
menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada
tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).
4. LANGKAH PERLAHAN
Untuk bergabung (mengantar jenazah
dalam upacara kemiliteran)
Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN
Pelaksanaannya :
a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna
b. Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri
dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul
dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata
kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya
melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
o Dalam keadaan
sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN”
yang diberikan pada
waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan
kemudian mulai berjalan
dengan langkah perlahan.
oTapak kaki pada saat
menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-
rata untuk lebih
khidmat.
5. LANGKAH KE SAMPING
Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan kaki
kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya
kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti
pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
6. LANGKAH KE BELAKANG
Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta
melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan
sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan
seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
7. LANGKAH KE DEPAN
Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN
Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan, peserta
melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya
langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang
diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan
dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan
empat langkah.
8. LANGKAH DI
WAKTU LARI
a. Dari sikap sempurna
Aba-aba : Lari maju – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-bab peringatan ke dua tangan
dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan
punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan
agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan
menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang
langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak
kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan
dilenggangkan secara tidak kaku.
b. Dari langkah biasa
Aba-aba : Lari – JALAN
Pelaksanaannya:
Aba-aba peringatan pelaksanaannya
sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya
berlari menurut ketentuan yang ada.
c. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa
– JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada
waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian
berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan;
bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari
aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan
pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah,
selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk
mengambil sikap sempurna.
9. LANGKAH MERDEKA
a. Dari langkah
biasa
Aba-aba : Langkah
merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat
pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan
Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan
lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat).
Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar
kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkanbarisan.
b. Kembai ke
langkah biasa Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan………
……….samakn langkah.
Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba
peringatan dan pelaksanaan.
c. Aba-aba : Langkah biasa –
JALAN
Pelaksanaannya :
Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.
10. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah
– JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu
langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki
kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki
kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan.
Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian
gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.
PERINTAH ABA - ABA LKBB
1. Istirahat
2. Hormat
3. Lencang Kanan
4. Setengah Lengan Lencang Kanan 5. Hadap Kiri
6. Lencang Depan
7. Berhitung
8. Hadap Serong Kiri
9. Balik kanan
10. Hadap serong kanan
11. Jalan ditempat
12. Langkah Tegap maju
13. Buka / Tutup Barisan
14. 2 x belok kiri
15. Langkah perlahan
16. Hadap kiri
17. Hadp kanan
18. Haluan kanan
19. Haluan kiri
20. Balik kanan henti
21. Lari maju
22. langkah biasa
23. Maju jalan
24. tiap2 banjar 2 x belok kanan
25. Langkah tegak maju jalan
26. Hormat kanan
27. Jalan ditempat
28. 4 langkah kanan
29. 2 langkah kebelakang
30. 4 langkah kedepan
31. 2 langkah kiri
32. Balik kanan
33. langkah tegak maju jalan
34. Lintang kanan
35. langkah biasa
36. langkah perlahan-henti grak
37. Kerapian
38. Selesai.
Istilah
|
Pengertian
|
Panggilan untuk
Pramuka yang lebih muda usia/tingkatannya
|
|
Satuan Pra-muka
Penegak yang terdiri atas 4 – 5 sangga atau sekitar 40 orang penegak.
|
|
Sebutan untuk
pengurus Kwartir.
|
|
Andik
|
(sing.) Anak Didik.
Sebutan untuk peserta didik Pramuka.
|
Apel
|
Upacara singkat.
Biasanya untuk mengecek kesiapan anak buah.
|
Kegiatan dalam
perkemahan dengan berkumpul di sekitar api untuk bergembira. Biasanya diawali
dengan upacara penyalaan.
|
Istilah
|
Pengertian
|
Saka Bahari; Pramuka
cinta kelautan; Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama dengan TNI
Angkatan Laut, dengan penambahan ketrampilan khusus di bidang maritim dan
kelautan.
|
|
Saka Bakti Husada;
Pramuka cinta kesehatan. Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama dengan
Dinas Kesehatan dengan ketrampilan khusus di bidang medis dan kesehatan
|
|
(bhs) Pengawal;
Tingkatan Pertama SKU Pramuka Penegak.
|
|
Tingkatan kedua SKU
Siaga.
|
|
Barung
|
Satuan terkecil
Pramuka siaga yang terdiri atas 5 – 10 orang.
|
Saka
Bhayangkara ; Pramuka cinta ketertiban; Kepramukaan yang diselenggarakan
bekerjasama denganKepolisian
RI dengan
penambahan ketrampilan khusus bidang ketertiban masyarakat
|
|
Brownie
|
(inggris) Siaga
putri.
|
Bucik
|
Sebutan untuk
Pembantu Pembina Siaga Putri
|
Bunda
|
Sebutan untuk
Pembina Siaga Putri
|
Istilah
|
Pengertian
|
Candradimuka
|
Nama Lembaga
Pendidikan Kader Pramuka Tingkat Nasioanal (Lemdikanas).
|
Candrabirawa
|
Nama Lemdikada Jawa
Tengah
|
Crew
|
(inggris) Ambalan
|
Cub
|
(inggris) Siaga
Putra
|
Cubmaster
|
(inggris) Pembina
Pramuka Siaga Putra.
|
Istilah
|
Pengertian
|
D
|
Singkatan atau kode
untuk Pramuka Pandega.
|
Kode Moral untuk Pramuka Penggalang,
Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
|
|
Organisasi dalam
Ambalan Penegak yang beranggotakan Pimpinan Sangga dan Wapinsa yang bertugas
mengatur kegiatan dalam Ambalan tersebut. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang
Pradana.
|
|
Dewan Kerja
|
Organisasi/badan
otonom kwartir dengan anggota para Penegak dan Pandega yang bertugas membantu
kwartir terutama dalam mengelola Pramuka Penegak dan Pandega.
|
Organisasi dalam
Pasukan Penggalang yang berang-gotakan pinru dan wapinru yang bertugas
mengatur kegiatan dalam pasukan itu.
|
|
Dewan Saka
|
Organisasi dalam
Saka, beranggotakan pimpinan krida dan wakilnya, bertugas mengatur kegiatan
saka.
|
Dianpinru
|
(sing.) Penggladian
Pimpinan Regu; Pemberian materi kepada Pinru yang diharapkan Pinru tersebut
dapat menularkan kepada teman-temannya.
- DKR (sink.) Dewan
Kerja Ranting; dewan kerja di tingkat ranting ([kecanatan])
|
DKC
|
(singk.) Dewan Kerja Cabang; Dewan Kerja di tingkat
Kwartir Cabang ([[Kabupaten/ kota])
|
DKD
|
(sing.) Dewan Kerja Daerah; Dewan Kerja di tingkat
Kwartir Daerah (Provinsi).
|
DKN
|
(sing.) Dewan Kerja Nasional; Dewan Kerja di tingkat
Kwartir Nasional.
|
Dwi Dharma
|
Kode Moral untuk Pramuka Siaga.
|
Dwi Satya
|
Satya (Janji) untuk Siaga.
|
Istilah
|
Pengertian
|
ETK
|
(Sing.) Estafet
Tunas Kelapa; Salah satu tradisi Gerakan Pramuka guna memperingati HUTnya,
melakukan perjalanan kaki berestafet (bergantian) melalui rute yang telah
ditentukan.
|
Istilah
|
Pengertian
|
G
|
Kode atau singkatan
untuk Penggalang
|
Gang
|
(inggris) Sangga
|
Gladi Tangguh
|
Kegiatan di alam
bebas yang bertujuan menguji ketrampilan peserta didik.
|
Group
|
(inggris)
Gugusdepan / Gudep
|
Guide
|
(inggris)
Penggalang Putri
|
Guider
|
(inggris) Pembina
Pramuka Penggalang Putri
|
(sing.) Gugusdepan;
Pangkalan keanggotaan bagi peserta didik pramuka dan anggota dewasa serta
wadah pembinaan bagi peserta didik.
|
Istilah
|
Pengertian
|
Instruktur
|
Orang dengan
ketrampilan di bidang tertentu yang ikut membantu di Kepramukaan, biasanya di
dalam lingkungan Satuan karya.
|
Instruktur Muda
|
Instruktur yang
masih berusia muda; Penegak/Pandega yang ikut membantu membina di golongan
bawahnya (Penegak pada Penggalang)
|
Istilah
|
Pengertian
|
Pertemuan
Penggalang; Perkemahan Besar Pramuka Penggalang
|
|
(sing.) Jambore
Cabang. Jambore di tingkat Kwartir Cabang (Kabupaten)
|
|
(sing.) Jambore
Daerah. Jambore di tingkat Kwartir Daerah (Provinsi)
|
|
(sing.) Jambore
Nasional. Jambore di tingkat Kwartir Nasional.
|
|
(sing.) Jambore
Ranting) Jambore di tingkat Kwartir Ranting (Kecamatan)
|
Istilah
|
Pengertian
|
Kabaret
|
Topi Pramuka Putra;
|
Kacu
|
Dasi Pramuka putra
|
Sebutan / panggilan
untuk pembina Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota Pramuka Dewasa lainnya.
|
|
Kemah Safari
|
Kemah berpindah
tempat.
|
Kerani
|
Sekretaris
(biasanya dalam lingkungan Dewan Kerja / Dewan Ambalan / Dewan Penggalang /
Dewan Saka)
|
KIM
|
Permainan dengan
panca indera.
|
KMD
|
(sing.) Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.
|
KML
|
(sing) Kursus
Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan.
|
Alat untuk
menentukan Arah mata angin.
|
|
Korsa
|
(sing.) Kordinator
Desa, di bawah Kwarran.
|
KPD
|
(sing.) Kursus
Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar.
|
KPL
|
(sing.) Kursus
Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan.
|
Krida
|
Satuan terkecil
dalam saka yang terdiri atas 5 – 10 orang yang mengkhususkan diri mempelajari
ketrampilan tertentu.
|
Kurvey
|
Jaga tenda secara
bergantian.
|
Kwarcab
|
(sing.) Kwartir
Cabang; Kwartir ditingkat Cabang / Kabupaten / Kota. Di bawah Kwarda.
|
Kwarcari
|
Pengurus harian
Kwartir.
|
Kwarda
|
(sing.) Kwartir
Daerah; Kwartir ditingkat Provinsi,
di bawah Kwarnas.
|
Kwarnas
|
(sing) Kwartir
Nasional; Kwartir ditingkat Nasional / Pusat
|
Kwarran
|
(sing.) Kwartir
Ranting; Kwartir ditingkat Ranting/Kecamatan. Di bawah Kwarcab.
|
Kwartir
|
Organisasi
Eksekutif (pelaksana) yang bertugas mengatur dan mengelola kegiatan
kepramukaan (pusat pengendali Gerakan Pramuka) yang beranggotakan para
Andalan.
|
Istilah
|
Pengertian
|
Tingkatan kedua
dalam SKU Pramuka Penegak.
|
|
Lemdikacab
|
(sing.) Lembaga
Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang (Kabupaten)
|
Lemdikada
|
(sing.) Lembaga
Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah (Provinsi)
|
Lemdikanas
|
(sing.) Lembaga
Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional.
|
(Sing.) Lomba
Tingkat; Pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan baik beregu
maupun perorangan tetapi atas nama regu. Terdiri atas LT I, LT II, LT III, LT
IV dan LT V.
|
Istilah
|
Pengertian
|
Mabi
|
(sing.) Majlis
Pembimbing; Organisasi dari unsur Pemerintah dan masyarakat guna mengatur
bimbingan dan bantuan pada Gerakan Pramuka.
|
Mabicab
|
(sing.) Majlis
Pembimbing Cabang; Mabi ditingkat Cabang/Kabupaten.
|
Mabida
|
(sing.) Majlis
Pembimbing Daerah; Mabi ditingkat Daerah/Provinsi.
|
Mabigus
|
(sing.) Majlis
Pembimbing Gugusdepan.
Mabi ditingkat Gudep.
|
Mabinas
|
(sing.) Majlis
Pembimbing Nasional; Mabi ditingkat Nasional/Pusat.
|
Mabiran
|
(sing.) Majlis
Pembimbing Ranting; Mabi ditingkat Ranting/Kecamatan.
|
Madya
|
(bhs) Tengah;
Tingkatan kedua TKK Penggalang, Penegak
dan Pandega.
|
MCK
|
(sing.) Mandi Cuci
Kakus; Kamar Mandi dan WC.
|
Mugus
|
(sing.) Musyawarah
Gugusdepan. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Gudep. Dilaksanakan 3 tahun
sekali.
|
Munas
|
(sing.) Musyawarah
Nasional. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Gerakan Pramuka, dilaksanakan 5
tahun sekali.
|
Tingkatan pertama SKU Siaga.
|
|
Manggar
|
Bunga Kelapa;
Sebutan untuk TKU Penggalang.
|
Maping
|
Pemetaan; terdiri
atas Peta Pita, Peta Perjalanan, Peta Lokasi.
|
Muscab
|
(sing.) Musyawarah
Cabang. Merupakan kekuasaan tertinggi di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka.
Dilaksanakan 5 tahun sekali.
|
Musda
|
(sing.) Musyawarah
Daerah. Merupakan kekuasaan tertinggi di Kwarda Gerakan Pramuka. Dilaksanakan
5 tahun sekali.
|
Muspanitra
|
(sing.) Musyawarah
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra. Salah satu agendanya adalah
laporan pertanggungjawaban Dewan Kerja dan pemilihan Dewan Kerja yang baru.
Muspanitra dilaksanakan diKwartir Ranting hingga Kwartir Nasional.
|
Musran
|
(sing.) Musyawarah
Ranting. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Kwarran. Dilaksanakan 3 tahun
sekali.
|
MWT
|
(sing.)
Memanfaatkan Waktu Terluang; Istirahat; Biasa digunakan dalam kegiatan-kegiatan
kepramukaanseperti kemah, Muspanitra,
Raimuna dll.
|
Istilah
|
Pengertian
|
Pack
|
(inggris) Perindukan
Siaga.
|
Padvinder
|
sebutan untuk
Pramuka pada masa penjajahan Belanja.
|
Pakcik
|
sebutan atau
panggilan untuk Pembantu Pembina Siaga Putra.
|
Pamong Saka
|
|
Pramuka usia 21-25
tahun.
|
|
Pandu
|
Sebutan untuk
Pramuka sebelum tahun 1961, yang dicetuskan oleh KH.
Agus Salim setelah
Belanda melarang kata Padvinder digunakan oleh organisasi kepramukaan
pribumi.
|
Panorama
|
Sketsa Pemandangan;
salah satu materi kepramukaan yaiti dengan menggambar suatu kondisi geografis
suatu medan dalam bentuk gambar sketsa.
|
(bhs) Tempat suku
berkumpul; Satuan Pramuka Penggalang yang terdiri atas 40 orang atau 4-5
regu.
|
|
Patrol
|
(inggris) Regu.
|
Anggota Gerakan
Pramuka yang
usia 16-20 tahun.
|
|
Pramuka usia 11-15
tahun.
|
|
Pembantu Pembina
|
Sebutan untuk para
pembantu Pembina dalam mendidik Kepramukaan.
|
Sebutan untuk
Pendidik dalam Gerakan Pramuka.
|
|
Pembina Gudep
|
Pengelola
Gugusdepan yang dipilih dalam Musyawarah gugusdepan.
|
Pembina Satuan
|
Pembina yang
mendidik sesuai dengan golongan usia didik (Siaga / Penggalang dll); Pembina
dalam satuan Pramuka (Perindukan / Pasukan / Ambalan / Racana)
|
(bhs) tempat
berkumpul anak cucu; Satuan Pramuka Siaga yang terdiri atas 40 orang atau 4-5
barung.
|
|
Persabhara
|
(sing.) Perkemahan
Saka Bhayangkara.
|
Pertemuan Pramuka
Siaga dalam bentuk perlombaan yang bersifat mendidik dan menyenangkan.
|
|
Pesta Karya
|
Pertemuan anggota
Saka dalam bentuk kegiatan bersama.
|
Pinsa
|
(sing.) Pimpinan
Sangga.
|
Pinru
|
(sing.) Pimpinan
Regu.
|
Pinrung
|
(sing.) Pimpinan
Barung
|
Pionering
|
(bhs) Keperintisan;
Bangunan darurat.
|
Pita Leher
|
Secarik kain/pita
merah putih yang diikatkan melingkar(leher) di kerah baju Pramuka putri.
|
Pradana
|
(sing.) Pemimpin
Sangga Utama; Ketua Dewan Ambalan Penegak; Ketua Dewan Saka.
|
(sing.) Praja Muda
Karana yang berarti Rakyat Muda yang suka Bekerja, Sebutan untuk anggota Gerakan
Pramuka.
|
|
Pramuka Utama
|
Pramuka tertinggi;
di jabat oleh Presiden RI
|
Pratama
|
(sing.) Pemimpin
Regu Utama; Ketua Dewan Pasukan Penggalang].
|
PW
|
(sing.) Perkemahan
Wirakarya; Kemah Bakti.
|
Purwa
|
(bhs) rendah;
Tingkatan pertama SKK Penggalang, Penegak
dan Pandega.
|
Istilah
|
Pengertian
|
(bhs) Pondasi;
Satuan Pramuka Pandega yang terdiri atas
40 orang.
|
|
Raicab
|
(sing.) Raimuna
Cabang
|
Raida
|
(sing.) Raimuna
Daerah.
|
Rainas
|
(sing.) Raimuna
Nasional.
|
Pertemuan Penegak;
Perkemahan Besar Pramuka Penegak.
|
|
Rairan
|
(sing.) Raimuna
Ranting.
|
Tingkatan Kedua SKU
Penggalang.
|
|
Tingkatan pertama
SKU Penggalang.
|
|
Ranger
|
(inggris) Pramuka
Penegak Putri.
|
Regu
|
(bhs) gardu/tempat
ronda; Satuan terkecil Pramuka Penggalang
|
Rover
|
(inggris) Pramuka
Penegak Putra.
|
Istilah
|
Pengertian
|
(sing.) Satuan
Karya Pramuka; Kepramukaan yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan
dalam bidang kejuruan (khusus) yang pelaksanaanya atas kerjasama antara Gerakan
Pramuka dengan Badan / instansi lain.
|
|
Sandi
|
Huruf rahasia.
Salah satu materi kepramukaan tentang cara membaca suatu berita dengan
menggunakan kode-kode penulisan tertentu.
|
Sangga
|
(bhs) Gubug; Satuan
terkecil Pramuka Penegak yang terdiri atas 5 – 10 orang, dipimpin oleh
seorang Pinsa.
|
Sangga Kerja
|
Sangga yang
dibentuk atas suatu tugas atau pekerjaan tertentu; Panitia Kegiatan.
|
SAR
|
(sing.) Search and
Rescue; Cari dan selamatkan; Salah satu krida dalam Saka Bhayangkara.
|
Setangan Leher
|
Kacu/Kain berwarna
merah putih yang dikenakan di leher Pramuka putra;
|
Scout
|
(inggris) Pramuka
Penggalang Putra
|
Scouter
|
(inggris) Pembina Pramuka Penggalang Putra.
|
Anggota Gerakan
Pramuka yang
berusia 7-10 tahun.
|
|
Sistem Among
|
Metode kepemimpinan
yang digagas oleh Ki Hajar Dewantoro,
menurut metode itu, seorang pemimpin harus berpegang pada berprinsip; Ing
Ngarso sung tuladha (Di depan memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di
tengah membangun kehendak) dan Tut wuri handayani (di belakang memberikan
dorongan)
|
Six
|
(inggris) Barung.
|
(sing.) Syarat-syarat Kecakapan Khusus;
Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan TKK.
|
|
(sing.) Syarat-syarat
Kecakapan Umum; syarat yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan TKU.
|
|
Sulung
|
Pemimpin Barung
Utama; Pemimpin Perindukan siaga.
|
Survey
|
Melihat dari dekat;
melihat lokasi sebelum dijadikan tempat kegiatan.
|
Survival
|
Kemampuan untuk
bertahan hidup dengan mengatasi berbagai rintangan dan cobaan.
|
Istilah
|
Pengertian
|
T
|
Singkatan atau kode
untuk Pramuka Penegak.
|
TAKANAS
|
(sing.) Pesta Karya
Nasional.
|
TAKADA
|
(sing.) Pesta Karya
daerah.
|
TAKACAB
|
(sing.) Pesta Karya
Cabang.
|
TAKARAN
|
(sing.) Pesta Karya
Ranting.
|
Tingkatan ketiga
SKU Pramuka siaga
|
|
Tekpram
|
(sing.) Teknik
Kepramukaan, seperti tali temali, semaphore, maping dll.
|
Tingkatan ketiga
SKU Penggalang.
|
|
Tetampan
|
Selendang/selempang
yang dipasangi TKK dikenakan pada
seragam Pramuka.
|
Tigor
|
(sing.) Tanda Ikut
gotong royong. Biasanya berbentuk lencana atau mendali.
|
Tiska
|
(sing.) Tanda Ikut
Serta Kegiatan. Diberikan setelah mengikuti suatu kegiatan. Biasanya
berbentuk mendali atau lencana yang dikenakan di baju Pramuka sampai batas waktu
tertentu.
|
(sing.) Tanda Kecakapan
Khusus; Tanda yang didapat setelah
menyelesaikan SKK.
|
|
(sing.) Tanda Kecakapan
Umum; Tanda yang didapat setelah menyelesaikan SKU.
|
|
Tanda medan pada
peta; tanda-tanda pada peta yang menunjukkan keadaan sebenarnya.
|
|
Trisatya
|
Janji (satya) untuk
Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka dewasa. Trisatya Penggalang
berbeda dengan Trisatya untuk Pramuka lainnya.
|
Troop
|
(inggris) Pasukan
Penggalang.
|
Turba
|
(sing.) Turun
Bawah; Melihat/ memantau kegiatan bawahan / anak buah.
|
Istilah
|
Pengertian
|
Ulang Janji
|
Tradisi dalam Gerakan Pramuka dimana setiap malam
HUT nya mengadakan pengucapan kembali Trisatya. Ulang Janji hanya untuk
Pramuka Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
|
Utama
|
Tingkatan ketiga TKK Penggalang,
Penegak dan Pandega.
|
Istilah
|
Pengertian
|
||
WAGGGS
|
(sing.) World Associations
of Girl Guides and Girl Scouts; Organisasi
Kepanduan Putri se-Dunia.
|
||
Wide Game
|
Permainan Besar;
Kegiatan bersifat permainan edukatif yang dilaksanakan secara masal.
|
||
WOSM
|
(sing.) World Organization
of Scout Movement; Organisasi Kepanduan Dunia.
|
Wirakartika
|
saka pramuka yang
bekerjasama dengan TNI Angkatan darat
|
Istilah
|
Pengertian
|
Yanda
|
Sebutan atau
panggilan untuk Pembina Pramuka Siaga Putra.
|
lengkap banget artikelnya, joss
BalasHapusmantab jiwa