Ilmu Pramuka



Ilmu Pramuka



Salam Pramuka !


Disini kakak akan memberikan semua istilah - istilah dan berbagai macam ilmu yang ada dalam kepramukaan...


Aba-Aba Pramuka

BARIS BERBARIS

1. Pengertian
Baris berbaris adalah suatu bentuk latihan fisik, yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan
dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

2. Maksud dan tujuan
a. Guna menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas, rasa disiplin dan rasa tanggungjawab.
    b. Yang dimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna.
c. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan
yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas.
d. Yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan
pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri.
     e. Yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

3. Penjelasan
a. Aba-aba
1. Pengertian
Aba-aba adalah suatu perintah yang diberikan oleh seseorang Pemimpin kepada yang
dipimpin untuk dilaksanakannya pada waktunya secara serentak atau berturut-turut.
2. Macam aba-aba
Ada tiga macam aba-aba yaitu :
a. Aba-aba petunjuk
b. Aba-aba peringatan
c. Aba-aba pelaksanaan

Penjelasan :
a. Aba-aba petunjuk dipergunakan hanya jika perlu untuk menegaskan maksud
daripada aba-aba peringatan/pelaksanaan.


Contoh :

Kepada Pemimpin Upacara-Hormat

– GERAK
Untuk amanat-istirahat di tempat
– GERAK
b. Aba-aba peringatan adalah inti perintah yang cukup jelas, untuk dapat dilaksanakan
tanpa ragu-ragu.


Contoh :

Lencang kanan

– GERAK (bukan lancang kanan)
Istirahat di tempat – GERAK (bukan ditempat istirahat)
c. Aba-aba pelaksanaan adalah ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba
pelaksanan yang dipakai ialah :
1. GERAK


2. JALAN

3. MULAI


Penjelasan :
1. GERAK : adalah untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan tanpa
meninggalkan tempat dan gerakan-gerakan yang memakai anggota tubuh lain.


Contoh :

Jalan ditempat– GERAK

Siap– GERAK
Hadap kanan– GERAK
Lencang kanan – GERAK
2. JALAN : adalah utuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan
meninggalkan tempat.


Contoh :

Haluan kanan/kiri– JALAN

Dua langkah ke depan – JALAN

Satu langkah ke belakang– JALAN
Catatan :
a. Apabila gerakan meninggalkan tempat itu tidak dibatasi jaraknya, maka aba-
aba harus didahului dengan aba-aba peringatan – MAJU


Contoh :

Maju– JALAN

Haluan kanan/kiri– JALAN
Hadap kanan/kiri maju– JALAN
Melintang kanan/kiri maju –JALAN
b. Tentang istilah : “maju”
Pada dasarnya digunakan sebagai aba-aba peringatan terhadap pasukan dalam keadaan berhenti. Pasukan yang sedang bergerak maju, bilamana harus berhenti dapat diberikan aba-aba HENTI.
Contoh :
- Ada aba-aba hadap kanan/kiri maju – JALAN karena dapat pula diberikan aba-aba : hadap kanan/kiri henti GERAK.
- Balik kana maju/JALAN, karena dapat pula diberikan aba-aba : balik kana henti – GERAK.
Tidak dapat diberikan aba-aba langkah tegap maju JALAN, aba-aba belok kanan/kiri maju – JALAN terhadap pasukan yang sedang berjalan dengan langkah biasa, karena tidak dapat diberikan aba-aba langkah henti – GERAK, belok kanan/kiri – GERAK.
c. Tentang aba-aba : “henti”
Pada dasarnya aba-aba peringatan henti digunakan untuk menghentikan pasukan yang sedang bergerak, namun tidak selamanya aba-aba peringatan henti ini harus diucapkan.
Contoh :
Empat langkah ke depan – JALAN, bukan barisan – jalan. Setelah selesai pelaksanaan dari maksud aba-aba peringatan, pasukan wajib berhenti tanpa aba-aba berhenti.
3. MULAI : adalah untuk dipakai pada pelaksanaan perintah yang harus dikerjakan
berturut-turut.


Contoh :

Hitung– MULAI

Tiga bersaf kumpul– MULAI
3. Cara memberi aba-aba
a. Waktu memberi aba-aba, pemberi aba-aba harus berdiri dalam sikap sempurna dan menghadap pasukan, terkecuali dalam keadaan yang tidak mengijinkan untuk melakukan itu.
b. Apabila aba-aba itu berlaku juga untuk si pemberi aba-aba, maka pemberi aba-aba terikat pada tempat yang telah ditentukan untuknya dan tidak menghadap pasukan.


Contoh :

Kepada Pembina Upacara – hormat – GERAK

Pelaksanaanya :

o Pada waktu memberikan aba-aba menghadap ke arah yang diberi hormat sambil melakukan gerakan penghormatan bersama-sama dengan pasukan
o Setelah penghormatan selesai dijawab/dibalas oleh yang menerima penghormatan, maka dalm keadaan sikap sedang memberi hormat si pemberi aba-aba memberikan aba-aba tegak : GERAK dan kembali ke sikap sempurna.
    c. Pada taraf permulaan aba-aba yang ditunjukan kepada pasukan yang sedang berjalan/berlari, aba-aba pelaksanaan gerakannya ditambah 1 (satu) langkah pada waktu berjalan, pada waktu berlari ditambah 3 (tiga) langkah. Pada taraf lanjutan, aba-aba pelaksanaan dijatuhkan pada kaki kanan ditambah 2 (dua) langkah untuk berjalan / 4 (empat) langkah untuk berlari.
d. Aba-aba diucapkan dengan suara nyaring-tegas dan bersemangat.


e. Aba-aba petunjuk dan peringatan pada waktu pengucapan hendaknya diberi antara.

f. Aba-aba pelaksanaan pada waktu pengucapan hendaknya dihentakkan.

g. Antara aba-aba peringatan dan pelaksanaan hendaknya diperpanjang disesuaikan dengan besar kecilnya pasukan.
h. Bila pada suatu bagian aba-aba diperlukan pembetulan maka dilakukan perintah ULANG !
Contoh : Lencang kanan = Ulangi – siap GERAK
b. Gerakan Dasar
1. Sikap Sempurna
Aba-aba : Siap - GERAK.
Pelaksanaanya : pada aba-aba pelaksanaan badan/tubuh berdiri tegap, ke dua tumit rapat, ke dua telapak kaki membentuk sudut 60…, lutut lurus paha dirapatkan, berat badan di atas ke dua kaki, perut ditarik sedikit, dada dibusungkan, pundak ditarik sedikit ke belakang dan tidak dinaikkan, lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari- jari tangan menggenggam tidak terpaksa rapat pada paha, ibu jari segaris dengan jahitan celana, leher lurus, dagu ditarik, mulut ditutup, gigi dirapatkan, mata memandang tajam ke depan, benafas sewajarnya.
2. Istirahat
Aba-aba istirahat ditempat – GERAK
a. Pada aba-aba pelaksanaan, kaki kiri dipindahkan ke samping kiri dengan jarak sepanjang telapak kaki (30cm)
     b. Ke dua belah tangan dibawa ke belakang dan dibawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan dikepalkan dengan dilemaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk, ke dua tangan dilemaskan, badan dapat bergerak.

Catatan:
    1. Pasukan dalam keadaan istirahat di tempat, pemimpin atau atasan lainnya datang untuk memberikan perhatian atau petunjuk-petunjuk, maka atas ucapan pemimpin/atasan dengan menggunakan kata Perhatian pasukan segera mengambil sikap sempurna tanpa mengucapkan kata siap, kemudian mengambil sikap istirahat.
2. Pada kata perhatian, selesai atau sekian, pasukan mengambil sikap sempurna
tanpa didahului aba-aba kemudian kembali ke sikap istirahat di tempat.
3. Maksud dari sikap siap terakhir ini adalah sebagai jawaban tanpa suara, bahwa petunjuk-petunjuk yang diberikan akan dijalankan
3. Lencang kanan/kiri : (hanya dalam bentuk bersaf)


Aba-aba : Lencang kanan/kiri - GERAK

Pelaksanaannya :

Gerakan ini dijalankan dalam sikap sempurna.

a. Pada aba-aba pelaksanaan, saf depan mengangkat lengan kanan/kiri ke samping, jari-jari kanan/kiri menggenggam menyentuh bahu kanan/kiri orang yang berada di sebelah kana/kirinya, punggung tangan menghadap ke atas, bersamaan dengan ini kepala dipalingkan ke kanan/kiri tidak berubah tempat masing-masing meluruskan diri
     b. Saf tengah dan saf belakang kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan dengan pandangan mata, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.
     c. Penjuru saf tengan dan belakang mengambil antar ke depan 1 (satu) lengan kanan/kiri ditambah 2 (dua) kepalan tangan dan setelah lurus menurunkan tangan kanan/kiri tanpa menunggu aba-aba.
d. Pada aba-aba tegak-GERAK semua dengan serentak menurunkan lengan dan
memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.
    e. Pada waktu pemimpin pasukan memberikan aba-aba lencang kanan/kiri dan barisan sedang meluruskan safnya, Pemimpin pasukan yang berada dalam barisan itu memberikan kelurusan saf dari sebelah kanan/kiri pasukan dengan menitikberatkan pada kelurusan tumit (bukan ujung depan sepatu).

Catatan:
     1. Untuk menghindarkan keributan pada waktu mengangkat lengan kanan/kiri, hendaknya lengan diluruskan melalui belakang punggung orang yang berada di samping, kalau jarak 1 (satu) lengan tidak cukup. Dengan demikian dihindarkan gerakan seolah-olah meninju rekannya yang berada di samping.
2. Kelurusan barisan dilihat dari tumit.
3. Setengah lencang kanan/kiri




Aba-aba : Setengah lengan lencang kanan/kiri - GERAK

Pelaksanaannya :

Seperti pada waktu lencang kanan/kiri, tetapi tangan kanan/kiri di pinggang (bertolak pinggang) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri disebelahnya, pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang pinggang, empat jari lainnya rapat pada pinggang sebelah depan (khusus saf depan) sambil memalingkan muka ke kanan/kiri meluruskan barisan. Pada aba-aba tegak GERAK dengan serentak menurunkan lengan sambil memalingkan muka ke depan dan berdiri dalam sikap sempurna.

5. Lencang depan (hanya dalam bentuk berbanjar)


Aba-aba : Lencang depan - GERAK

Pelaksanaannya :

a. Penjuru tetap sikap sempurna : nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan dengan jarak satu lengan ditambah dua kepalan tangan.
    b. Saf depan banjar tengah dan kiri mengambil antara satu lengan ke samping kanan, setelah lurus menurunkan tangan dan memalingkan kepala kembali ke depan dengan serentak tanpa menunggu aba-aba.
c. Banjar tengah/kiri tanpa mengangkat tangan

6. Cara berhitung
Aba-aba : Hitung – MULAI
Pelaksanaannya :
a. Jika bersaf, pada aba-aba peringatan penjuru tetap melihat ke depan, saf terdepan memalingkan mukanya ke kanan.
b. Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut di mulai dari penjuru menyebutkan nomornya sambil memalingkan muka ke depan.


c. Pengucapan nomor secara tegas dan tepat.

d. Jika berbanjar, pada aba-aba peringatan semua anggota tetap dalam sikap sempurna.

e. Pada aba-aba pelaksanaan mulai dari penjuru kanan berturut-turut ke belakang menyebutkan nomornya masing-masing.
f. Jika pasukan berbanjar/bersaf tiga, maka yang berada paling kiri mengucapkan :
LENGKAP atau KURANG SATU/KURANG DUA.

7. Hadap kanan/kiri
Aba-aba : Hadap kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaan :
a. Kaki kiri/kanan diajukan melintang di depan kaki kanan/kiri lekukan kaki kanan/kiri berada di ujung kaki kanan/kiri, berat badan berpindah ke kaki kiri/kanan.


b. Tumit kaki kanan/kiri dengan badan diputar ke kanan/kiri 90°

c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.


8. Hadap serong kanan/kiri


Aba-aba : Hadap serong kanan/kiri – GERAK

Pelaksanaannya :

a. Kaki kiri/kanan diajukan ke muka sejajar dengan kaki kanan/kir

b. Berputarlah arah 45° ke kanan/kiri
c. Kaki kiri/kanan dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri

9. Balik kanan
Aba-aba : Balik kanan/kiri – GERAK
Pelaksanaannya :
a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diajukan melintang (lebih dalam dari hadap kanan) di depan kaki kanan.


b. Tumit kaki kanan beserta badan diputar ke kanan 180°

c. Kaki kanan/kiri dirapatkan kembali ke kaki kanan/kiri.

Catatan:
oDalam keadaan berhenti pada hitungan ke tiga, kaki dirapatkan dan kembali ke sikap sempurna
oDalam keadaan berhenti berjalan pada hitungan ketiga, kaki kanan/kiri tidak dirapatkan melainkan dilangkahkan 0,5 langkah dengan cara dihentikan.

10. Cara berkumpul
Aba-aba : 3 bersaf/ 3 berbanjar kumpul - MULAI
Pelaksanannya :
a. Pelatih menunjuk seorang anggota sebagai penjuru dan orang yang ditunjuk mengulangi perintah yang diberikan oleh pelatih.


Contoh :

Sdr. Surya sebagai penjuru.

Aba-aba pelatih : Surya sebagai penjuru.

Oleh orang yang ditunjuk (dalam sikap sempurna) aba-aba diulangi : Surya sebagai penjuru.
b. Orang yang ditunjuk tadi lari dan berdiri di depan pelatih ± 4 langkah
    c. Setelah aba-aba pelaksanaan MULAI diberikan pelatih, maka orang-orang lainnya berlari dan berdiri disamping kiri penjuru serta meluruskan diri seperti pada waktu lencang kanan.
    d. Pada waktu berkumpul, penjuru melihat ke kiri setelah lurus, penjuru memberikan isyarat dengan perkataan LURUS, pada isyarat ini penjuru melihat ke depan, yang lainnya (saf depan) menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna.

11. Cara latihan memberi hormat


Aba-aba : Hormat - GERAK

Pelaksanaannya (dengan tutup kepala, keadaan berhenti) :

     a. Pada aba-aba pelaksanaan, dengan gerakan cepat tangan kanan diangkat ke arah pelipis kanan, siku-siku 15° serong ke depan, kelima jari rapat dan lurus, telapak tangan serong ke bawah dan kiri ujung, jari tengah dan telunjuk mengenai pinggir bawah dari tutup kepala setinggi pelipis.
b. Pergelangan tangan lurus, bahu tetap seperti dalam sikap sempurna, pandangan mata tertuju kepada yang diberi hormat.
c. Jika tutup kepala mempunyai klep, maka jari tengah mengenai pinggir klep.
d. Jika selesai menghormat, maka lengan kanan lurus diturunkan secara cepat ke sikap sempurna.

12. Bubar
Aba-aba : Bubar - JALAN
Pelaksanaannya :
Pemberian aba aba tersebut dilaksanakan dalam keadaan sikap sempurna. Setelah melakukan penghormatan kemudian balik kanan dan setelah menghitung dua hitungan dalam hati, lalu bubar.
13. Jalan di tempat


Aba-aba : Jalan ditempat - GERAK

Pelaksaannya :

Gerakan dimulai dengan mengangkat kaki kiri, lutut berganti-ganti diangkat, paha rata- rata, ujung kaki menuju ke bawah, tempo langkah sesuai dengan langkah biasa, badan tegak, pandangan mata tetap ke depan, lengan dirapatkan pada badan (tidak melenggang), dari jalan ke tempat berhenti ; aba-aba : Henti – GERAK, Pelaksanaannya :
Pada aba-aba pelaksanaan dapat dijatuhkan kaki kiri/kanan,pada hitungan ke dua kaki kiri/kanan diharapkan pada kaki kiri/kanan dan kembali ke sikap sempurna.
14. Membuka/menutup barisan.
Aba-aba : Buka barisan – JALAN
Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah ke samping kanan dan kiri, sedang regu tangah tetap di tempat.


Catatan :

Membuka barisan gunanya untuk memudahkan pemeriksaan. 

Tutup barisan

Aba-aba : Tutup barisan – JALAN
Pelaksanannya :

Pada aba-aba pelaksanaan regu kanan dan kiri membuat satu langkah kembali ke
samping kanan dan kiri, sedang regu tengah tetap ditempat.

c. Gerakan Lanjutan/Berjalan
1. MAJU – JALAN


Dari sikap sempurna

Aba-aba : Maju – JALAN

Pelaksanaannya :

a. Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri diayunkan ke depan, lutut lurus, telapak kaki diangkat rata sejajar dengan tanah setinggi ± 15 cm, kemudian dihentakkan ke tanah dengan jarak setengah langkah dan selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.
b. Langkah pertama dilakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90°,
lengan kiri 30° ke belakang, pada langkah selanjutnya lengan atas dan bawah lurus
dilenggangkan ke depan 45°, dan ke belakang 30°.


c. Seluruh anggota meluruskan barisan ke depan dengan melihat pada belakang leher.

d. Dilarang keras : berbicara-melihat kanan/kiri

e. Pada waktu melenggangkan tangan supaya jangan kaku.


2. LANGKAH BIASA
a. Pada waktu berjalan, kepala dan badan seperti pada waktu sikap sempurna. Waktu mengayunkan kaki ke depan lutut dibengkokkan sedikit (kaki tidak boleh diseret). Kemudian diletakkan ke tanah menurut jarak yang telah ditentukan.
b. Cara melangkahkan kaki seperti pada waktu berjalan biasa. Pertama tumit diletakkan di tanah selanjutnya lurus ke depan dan ke belakang di samping badan. Ke depan 45°, ke belakang 30°. Jari-jari tangan digenggam, dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menhadap ke atas.

3. LANGKAH TEGAP
a. Dari sikap sempurna


Aba-aba : Langkah tegap – JALAN

Pelaksanaannya :

Mulai berjalan dengan kaki kiri, langkah pertama selebar setengah langkah, selanjutnya seperti jalan biasa (panjang dan tempo) dengan cara kaki dihentakkan terus menerus tetapi tidak dengan berlebih-lebihan, telapak kaki rapat dan sejajar dengan tanah, lutut kaki tidak boleh diangkat tinggi. Bersama dengan langkah pertama lengan dilenggangkan lurus ke depan dan ke belakang di samping badan,(lengan tangan 90° ke depan dari 30° ke belakang). Jari-jari tangan digenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas.

b. Dari langkah biasa


Aba-aba : Langkah tegap – JALAN

Pelaksanaannya :

Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah, ditambah satu
langkah selanjtnya mulai berjalan seperti tersebut pasa butir 1.

c. Kembali ke langkah biasa


Aba-aba : Langkah biasa – JALAN

Pelaksanaannya :

Aba-aba diberikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah ditambah satu langkah dan
mulai berjalan dengan langkah biasa, hanya langkah pertama……
Catatan: Dalam lsedang berjalan cukup menggunakan aba-aba peringatan : Langkah tegap/langkah biasa-JALAN, pada tiap-tiap perubahan langkah (tanpa kata maju).

4. LANGKAH PERLAHAN
Untuk bergabung (mengantar jenazah dalam upacara kemiliteran)


Aba-aba : Langkah perlahan maju – JALAN

Pelaksanaannya :

a. Gerakan dilakukan dengan sikap sempurna

      b. Pada aba-aba “jalan”, kaki kiri dilangkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak di tanah segera disusul dengan kaki kanan ditarik ke depan dan ditahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian dilanjutkan ditatapkan kaki kanan di depan kaki kiri.
c. Gerakan selanjutnya melakukan gerakan-gerakan seperti semula.
Catatan :
o Dalam keadaan sedang berjalan, aba-aba adalah “langkah perlahan JALAN”
yang diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh di tanah ditambah selangkah dan
kemudian mulai berjalan dengan langkah perlahan.
oTapak kaki pada saat menginjak tanah tidak dihentakkan, tetapi diletakkan rata-
rata untuk lebih khidmat.

5. LANGKAH KE SAMPING


Aba-aba : ……..Langkah ke kanan/kiri – JALAN

Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan kaki kiri/kanan dilanjutkan ke samping kanan/kiri sepanjang 40 cm. Selanjutnya kaki kiri/kanan dirapatkan pada kaki kiri/kanan.Sikap badan tetap seperti pada sikap sempurna, sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

6. LANGKAH KE BELAKANG


Aba-aba : ……..Langkah ke belakang – JALAN

Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkah ke belakang mulai kaki kiri menurut panjangnya langkah dan sesuai dengan tempo yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Lengan tidak boleh dilenggangkan dan sikap badan seperti dalam sikap sempurna. Sebanyka-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

7. LANGKAH KE DEPAN


Aba-aba : …….Langkah ke depan – JALAN

Pelaksanaannya :

Pada aba-aba pelaksanaan, peserta melangkahkan kaki ke depan mulai dengan kaki kiri menurut panjangnya langkah dan tempat yang telah ditentukan, menurut jumlah langkah yang diperintahkan. Gerakan kaki seperti gerakan langkah tegap dan dihentikan dan sikap seperti sikap sempurna. Sebanyak-banyaknya hanya boleh dilakukan empat langkah.

8. LANGKAH DI WAKTU LARI
a. Dari sikap sempurna


Aba-aba : Lari maju – JALAN

Pelaksanaannya:

Aba-bab peringatan ke dua tangan dikepalkan dengan lemas dan diletakkan di pinggang sebelah depan dengan punggung tangan menghadap keluar, ke dua siku sedikit ke belakang, badan agak dicondongkan ke depan. Pada aba-aba pelaksanaan, dimulai lari dengan menghentakkan kaki kiri setengah langkah dan selanjutnya menurut panjang langkah dan tempo yang ditentukan dengan kaki diangkat secukupnya. Telapak kaki diletakkan dengan ujung telapak kaki terlebih dahulu, lengan dilenggangkan secara tidak kaku.

b. Dari langkah biasa


Aba-aba : Lari – JALAN

Pelaksanaannya:

Aba-aba peringatan pelaksanaannya sama dengan ayat 1. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah kemudian ditambah satu langkah, selanjutnya berlari menurut ketentuan yang ada.

c. Kembali ke langkah biasa
Aba-aba : Langkah biasa – JALAN
Pelaksanaannya :
Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kiri/kanan jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, kemudian berjalan dengan langkah biasa, dimuali dengan kaki kiri dihentakkan; bersama dengan itu kedua lengan digenggam.
Catatan :
Untuk berhenti dari keadaan berlari aba-aba seperti langkah biasa henti – GERAK. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri jatuh ke tanah ditambah tiga langkah, selanjutnya kaki dirapatkan kemudian kedua kepal tangan diturunkan untuk mengambil sikap sempurna.

9. LANGKAH MERDEKA
a. Dari langkah biasa
Aba-aba : Langkah merdeka – JALAN
Anggota berjalan bebas tanpa terikat pada ketentuan panjang, tempo dan ketentuan langkah. Atas pertimbangan Pimpinan, anggota dapat dijinkan untuk membuat sesuatu yang dalam keadaan lain terlarang (antara lain berbicara, buak topi, menghapus keringat). Langkah merdeka biasanya dilakukan untuk menempuh jalan jauh/diluar kota/lapangan yang tidak rata. Anggota tetap dilarang meninggalkanbarisan.
b. Kembai ke langkah biasa Untuk melaksanakan gerakan ini lebih dahulu harus diberikan………
……….samakn langkah. Setelah langkah barisan sama, Pemimpin dapat memberikan aba-aba peringatan dan pelaksanaan.
c. Aba-aba : Langkah biasa – JALAN


Pelaksanaannya :

Seperti tersebut pada petunjuk dari langkah tegap ke langkah biasa.


10. GANTI LANGKAH
Aba-aba : Ganti langkah – JALAN
Pelaksanaannya :
Gerakan dapat dilakukan pada waktu langkah biasa/tegap. Aba-aba pelaksanaan diberikan pada waktu kaki kanan/kiri di tanah kemudian ditambah satu langkah. Sesudah ujung kaki kiri/kanan yang sedang di belakang dirapatkan pada badan. Untuk selanjutnya disesuaikan dengan langkah baru yang disamakan. Kemudian gerakan ini dilakukan dalam satu hitungan.


PERINTAH ABA - ABA LKBB

  1.       Istirahat
  2.       Hormat
  3.       Lencang Kanan
  4.       Setengah Lengan Lencang Kanan    5.       Hadap Kiri
  6.       Lencang Depan
  7.       Berhitung
  8.       Hadap Serong Kiri
  9.       Balik kanan
  10.    Hadap serong kanan
  11.   Jalan ditempat
  12.   Langkah Tegap maju
  13.   Buka / Tutup Barisan
  14.    2 x belok kiri
  15.   Langkah perlahan
  16.   Hadap kiri
  17.   Hadp kanan
  18.   Haluan kanan
  19.   Haluan kiri
  20.   Balik kanan henti
  21.   Lari maju
  22.   langkah biasa
  23.   Maju jalan
  24.   tiap2 banjar 2 x belok kanan
  25.   Langkah tegak maju jalan
  26.   Hormat kanan
  27.   Jalan ditempat
  28.   4 langkah kanan
  29.   2 langkah kebelakang
  30.   4 langkah kedepan
  31.   2 langkah kiri
  32.   Balik kanan
  33.   langkah tegak maju jalan
  34.   Lintang kanan
  35.   langkah biasa
  36.   langkah perlahan-henti grak
  37.   Kerapian
  38.   Selesai.

Istilah
Pengertian
Panggilan untuk Pramuka yang lebih muda usia/tingkatannya
Satuan Pra-muka Penegak yang terdiri atas 4 – 5 sangga atau sekitar 40 orang penegak.
Sebutan untuk pengurus Kwartir.
Andik
(sing.) Anak Didik. Sebutan untuk peserta didik Pramuka.
Apel
Upacara singkat. Biasanya untuk mengecek kesiapan anak buah.
Kegiatan dalam perkemahan dengan berkumpul di sekitar api untuk bergembira. Biasanya diawali dengan upacara penyalaan.

Istilah
Pengertian
Saka Bahari; Pramuka cinta kelautan; Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama dengan TNI Angkatan Laut, dengan penambahan ketrampilan khusus di bidang maritim dan kelautan.
Saka Bakti Husada; Pramuka cinta kesehatan. Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dengan ketrampilan khusus di bidang medis dan kesehatan
(bhs) Pengawal; Tingkatan Pertama SKU Pramuka Penegak.
Tingkatan kedua SKU Siaga.
Barung
Satuan terkecil Pramuka siaga yang terdiri atas 5 – 10 orang.
Saka Bhayangkara ; Pramuka cinta ketertiban; Kepramukaan yang diselenggarakan bekerjasama denganKepolisian RI dengan penambahan ketrampilan khusus bidang ketertiban masyarakat
Brownie
(inggris) Siaga putri.
Bucik
Sebutan untuk Pembantu Pembina Siaga Putri
Bunda
Sebutan untuk Pembina Siaga Putri

Istilah
Pengertian
Candradimuka
Nama Lembaga Pendidikan Kader Pramuka Tingkat Nasioanal (Lemdikanas).
Candrabirawa
Nama Lemdikada Jawa Tengah
Crew
(inggris) Ambalan
Cub
(inggris) Siaga Putra
Cubmaster
(inggris) Pembina Pramuka Siaga Putra.

Istilah
Pengertian
D
Singkatan atau kode untuk Pramuka Pandega.
Kode Moral untuk Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
Organisasi dalam Ambalan Penegak yang beranggotakan Pimpinan Sangga dan Wapinsa yang bertugas mengatur kegiatan dalam Ambalan tersebut. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang Pradana.
Dewan Kerja
Organisasi/badan otonom kwartir dengan anggota para Penegak dan Pandega yang bertugas membantu kwartir terutama dalam mengelola Pramuka Penegak dan Pandega.
Organisasi dalam Pasukan Penggalang yang berang-gotakan pinru dan wapinru yang bertugas mengatur kegiatan dalam pasukan itu.
Dewan Saka
Organisasi dalam Saka, beranggotakan pimpinan krida dan wakilnya, bertugas mengatur kegiatan saka.
Dianpinru
(sing.) Penggladian Pimpinan Regu; Pemberian materi kepada Pinru yang diharapkan Pinru tersebut dapat menularkan kepada teman-temannya.
- DKR (sink.) Dewan Kerja Ranting; dewan kerja di tingkat ranting ([kecanatan])
DKC
(singk.) Dewan Kerja Cabang; Dewan Kerja di tingkat Kwartir Cabang ([[Kabupaten/ kota])
DKD
(sing.) Dewan Kerja Daerah; Dewan Kerja di tingkat Kwartir Daerah (Provinsi).
DKN
(sing.) Dewan Kerja Nasional; Dewan Kerja di tingkat Kwartir Nasional.
Dwi Dharma
Kode Moral untuk Pramuka Siaga.
Dwi Satya
Satya (Janji) untuk Siaga.
Istilah
Pengertian
ETK
(Sing.) Estafet Tunas Kelapa; Salah satu tradisi Gerakan Pramuka guna memperingati HUTnya, melakukan perjalanan kaki berestafet (bergantian) melalui rute yang telah ditentukan.
Istilah
Pengertian
G
Kode atau singkatan untuk Penggalang
Gang
(inggris) Sangga
Gladi Tangguh
Kegiatan di alam bebas yang bertujuan menguji ketrampilan peserta didik.
Group
(inggris) Gugusdepan / Gudep
Guide
(inggris) Penggalang Putri
Guider
(inggris) Pembina Pramuka Penggalang Putri
(sing.) Gugusdepan; Pangkalan keanggotaan bagi peserta didik pramuka dan anggota dewasa serta wadah pembinaan bagi peserta didik.
Istilah
Pengertian
Instruktur
Orang dengan ketrampilan di bidang tertentu yang ikut membantu di Kepramukaan, biasanya di dalam lingkungan Satuan karya.
Instruktur Muda
Instruktur yang masih berusia muda; Penegak/Pandega yang ikut membantu membina di golongan bawahnya (Penegak pada Penggalang)
Istilah
Pengertian
Pertemuan Penggalang; Perkemahan Besar Pramuka Penggalang
(sing.) Jambore Cabang. Jambore di tingkat Kwartir Cabang (Kabupaten)
(sing.) Jambore Daerah. Jambore di tingkat Kwartir Daerah (Provinsi)
(sing.) Jambore Nasional. Jambore di tingkat Kwartir Nasional.
(sing.) Jambore Ranting) Jambore di tingkat Kwartir Ranting (Kecamatan)
Istilah
Pengertian
Kabaret
Topi Pramuka Putra;
Kacu
Dasi Pramuka putra
Sebutan / panggilan untuk pembina Penggalang, Penegak, Pandega dan anggota Pramuka Dewasa lainnya.
Kemah Safari
Kemah berpindah tempat.
Kerani
Sekretaris (biasanya dalam lingkungan Dewan Kerja / Dewan Ambalan / Dewan Penggalang / Dewan Saka)
KIM
Permainan dengan panca indera.
KMD
(sing.) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar.
KML
(sing) Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Lanjutan.
Alat untuk menentukan Arah mata angin.
Korsa
(sing.) Kordinator Desa, di bawah Kwarran.
KPD
(sing.) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Dasar.
KPL
(sing.) Kursus Pelatih Pembina Pramuka Tingkat Lanjutan.
Krida
Satuan terkecil dalam saka yang terdiri atas 5 – 10 orang yang mengkhususkan diri mempelajari ketrampilan tertentu.
Kurvey
Jaga tenda secara bergantian.
Kwarcab
(sing.) Kwartir Cabang; Kwartir ditingkat Cabang / Kabupaten / Kota. Di bawah Kwarda.
Kwarcari
Pengurus harian Kwartir.
Kwarda
(sing.) Kwartir Daerah; Kwartir ditingkat Provinsi, di bawah Kwarnas.
Kwarnas
(sing) Kwartir Nasional; Kwartir ditingkat Nasional / Pusat
Kwarran
(sing.) Kwartir Ranting; Kwartir ditingkat Ranting/Kecamatan. Di bawah Kwarcab.
Kwartir
Organisasi Eksekutif (pelaksana) yang bertugas mengatur dan mengelola kegiatan kepramukaan (pusat pengendali Gerakan Pramuka) yang beranggotakan para Andalan.
Istilah
Pengertian
Tingkatan kedua dalam SKU Pramuka Penegak.
Lemdikacab
(sing.) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Cabang (Kabupaten)
Lemdikada
(sing.) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Daerah (Provinsi)
Lemdikanas
(sing.) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka Tingkat Nasional.
(Sing.) Lomba Tingkat; Pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan baik beregu maupun perorangan tetapi atas nama regu. Terdiri atas LT I, LT II, LT III, LT IV dan LT V.
Istilah
Pengertian
Mabi
(sing.) Majlis Pembimbing; Organisasi dari unsur Pemerintah dan masyarakat guna mengatur bimbingan dan bantuan pada Gerakan Pramuka.
Mabicab
(sing.) Majlis Pembimbing Cabang; Mabi ditingkat Cabang/Kabupaten.
Mabida
(sing.) Majlis Pembimbing Daerah; Mabi ditingkat Daerah/Provinsi.
Mabigus
(sing.) Majlis Pembimbing Gugusdepan. Mabi ditingkat Gudep.
Mabinas
(sing.) Majlis Pembimbing Nasional; Mabi ditingkat Nasional/Pusat.
Mabiran
(sing.) Majlis Pembimbing Ranting; Mabi ditingkat Ranting/Kecamatan.
Madya
(bhs) Tengah; Tingkatan kedua TKK Penggalang, Penegak dan Pandega.
MCK
(sing.) Mandi Cuci Kakus; Kamar Mandi dan WC.
Mugus
(sing.) Musyawarah Gugusdepan. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Gudep. Dilaksanakan 3 tahun sekali.
Munas
(sing.) Musyawarah Nasional. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Gerakan Pramuka, dilaksanakan 5 tahun sekali.
Tingkatan pertama SKU Siaga.
Manggar
Bunga Kelapa; Sebutan untuk TKU Penggalang.
Maping
Pemetaan; terdiri atas Peta Pita, Peta Perjalanan, Peta Lokasi.
Muscab
(sing.) Musyawarah Cabang. Merupakan kekuasaan tertinggi di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka. Dilaksanakan 5 tahun sekali.
Musda
(sing.) Musyawarah Daerah. Merupakan kekuasaan tertinggi di Kwarda Gerakan Pramuka. Dilaksanakan 5 tahun sekali.
Muspanitra
(sing.) Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Putri Putra. Salah satu agendanya adalah laporan pertanggungjawaban Dewan Kerja dan pemilihan Dewan Kerja yang baru. Muspanitra dilaksanakan diKwartir Ranting hingga Kwartir Nasional.
Musran
(sing.) Musyawarah Ranting. Merupakan kekuasaan tertinggi dalam Kwarran. Dilaksanakan 3 tahun sekali.
MWT
(sing.) Memanfaatkan Waktu Terluang; Istirahat; Biasa digunakan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaanseperti kemah, Muspanitra, Raimuna dll.
Istilah
Pengertian
Pack
(inggris) Perindukan Siaga.
Padvinder
sebutan untuk Pramuka pada masa penjajahan Belanja.
Pakcik
sebutan atau panggilan untuk Pembantu Pembina Siaga Putra.
Pamong Saka
Pramuka usia 21-25 tahun.
Pandu
Sebutan untuk Pramuka sebelum tahun 1961, yang dicetuskan oleh KH. Agus Salim setelah Belanda melarang kata Padvinder digunakan oleh organisasi kepramukaan pribumi.
Panorama
Sketsa Pemandangan; salah satu materi kepramukaan yaiti dengan menggambar suatu kondisi geografis suatu medan dalam bentuk gambar sketsa.
(bhs) Tempat suku berkumpul; Satuan Pramuka Penggalang yang terdiri atas 40 orang atau 4-5 regu.
Patrol
(inggris) Regu.
Anggota Gerakan Pramuka yang usia 16-20 tahun.
Pramuka usia 11-15 tahun.
Pembantu Pembina
Sebutan untuk para pembantu Pembina dalam mendidik Kepramukaan.
Sebutan untuk Pendidik dalam Gerakan Pramuka.
Pembina Gudep
Pengelola Gugusdepan yang dipilih dalam Musyawarah gugusdepan.
Pembina Satuan
Pembina yang mendidik sesuai dengan golongan usia didik (Siaga / Penggalang dll); Pembina dalam satuan Pramuka (Perindukan / Pasukan / Ambalan / Racana)
(bhs) tempat berkumpul anak cucu; Satuan Pramuka Siaga yang terdiri atas 40 orang atau 4-5 barung.
Persabhara
(sing.) Perkemahan Saka Bhayangkara.
Pertemuan Pramuka Siaga dalam bentuk perlombaan yang bersifat mendidik dan menyenangkan.
Pesta Karya
Pertemuan anggota Saka dalam bentuk kegiatan bersama.
Pinsa
(sing.) Pimpinan Sangga.
Pinru
(sing.) Pimpinan Regu.
Pinrung
(sing.) Pimpinan Barung
Pionering
(bhs) Keperintisan; Bangunan darurat.
Pita Leher
Secarik kain/pita merah putih yang diikatkan melingkar(leher) di kerah baju Pramuka putri.
Pradana
(sing.) Pemimpin Sangga Utama; Ketua Dewan Ambalan Penegak; Ketua Dewan Saka.
(sing.) Praja Muda Karana yang berarti Rakyat Muda yang suka Bekerja, Sebutan untuk anggota Gerakan Pramuka.
Pramuka Utama
Pramuka tertinggi; di jabat oleh Presiden RI
Pratama
(sing.) Pemimpin Regu Utama; Ketua Dewan Pasukan Penggalang].
PW
(sing.) Perkemahan Wirakarya; Kemah Bakti.
Purwa
(bhs) rendah; Tingkatan pertama SKK Penggalang, Penegak dan Pandega.
Istilah
Pengertian
(bhs) Pondasi; Satuan Pramuka Pandega yang terdiri atas 40 orang.
Raicab
(sing.) Raimuna Cabang
Raida
(sing.) Raimuna Daerah.
Rainas
(sing.) Raimuna Nasional.
Pertemuan Penegak; Perkemahan Besar Pramuka Penegak.
Rairan
(sing.) Raimuna Ranting.
Tingkatan Kedua SKU Penggalang.
Tingkatan pertama SKU Penggalang.
Ranger
(inggris) Pramuka Penegak Putri.
Regu
(bhs) gardu/tempat ronda; Satuan terkecil Pramuka Penggalang
Rover
(inggris) Pramuka Penegak Putra.
Istilah
Pengertian
(sing.) Satuan Karya Pramuka; Kepramukaan yang memberikan bekal pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang kejuruan (khusus) yang pelaksanaanya atas kerjasama antara Gerakan Pramuka dengan Badan / instansi lain.
Sandi
Huruf rahasia. Salah satu materi kepramukaan tentang cara membaca suatu berita dengan menggunakan kode-kode penulisan tertentu.
Sangga
(bhs) Gubug; Satuan terkecil Pramuka Penegak yang terdiri atas 5 – 10 orang, dipimpin oleh seorang Pinsa.
Sangga Kerja
Sangga yang dibentuk atas suatu tugas atau pekerjaan tertentu; Panitia Kegiatan.
SAR
(sing.) Search and Rescue; Cari dan selamatkan; Salah satu krida dalam Saka Bhayangkara.
Setangan Leher
Kacu/Kain berwarna merah putih yang dikenakan di leher Pramuka putra;
Scout
(inggris) Pramuka Penggalang Putra
Scouter
(inggris) Pembina Pramuka Penggalang Putra.
Anggota Gerakan Pramuka yang berusia 7-10 tahun.
Sistem Among
Metode kepemimpinan yang digagas oleh Ki Hajar Dewantoro, menurut metode itu, seorang pemimpin harus berpegang pada berprinsip; Ing Ngarso sung tuladha (Di depan memberi contoh), Ing madya mangun karsa (di tengah membangun kehendak) dan Tut wuri handayani (di belakang memberikan dorongan)
Six
(inggris) Barung.
(sing.) Syarat-syarat Kecakapan Khusus; Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan TKK.
(sing.) Syarat-syarat Kecakapan Umum; syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan TKU.
Sulung
Pemimpin Barung Utama; Pemimpin Perindukan siaga.
Survey
Melihat dari dekat; melihat lokasi sebelum dijadikan tempat kegiatan.
Survival
Kemampuan untuk bertahan hidup dengan mengatasi berbagai rintangan dan cobaan.
Istilah
Pengertian
T
Singkatan atau kode untuk Pramuka Penegak.
TAKANAS
(sing.) Pesta Karya Nasional.
TAKADA
(sing.) Pesta Karya daerah.
TAKACAB
(sing.) Pesta Karya Cabang.
TAKARAN
(sing.) Pesta Karya Ranting.
Tingkatan ketiga SKU Pramuka siaga
Tekpram
(sing.) Teknik Kepramukaan, seperti tali temali, semaphore, maping dll.
Tingkatan ketiga SKU Penggalang.
Tetampan
Selendang/selempang yang dipasangi TKK dikenakan pada seragam Pramuka.
Tigor
(sing.) Tanda Ikut gotong royong. Biasanya berbentuk lencana atau mendali.
Tiska
(sing.) Tanda Ikut Serta Kegiatan. Diberikan setelah mengikuti suatu kegiatan. Biasanya berbentuk mendali atau lencana yang dikenakan di baju Pramuka sampai batas waktu tertentu.
(sing.) Tanda Kecakapan Khusus; Tanda yang didapat setelah menyelesaikan SKK.
(sing.) Tanda Kecakapan Umum; Tanda yang didapat setelah menyelesaikan SKU.
Tanda medan pada peta; tanda-tanda pada peta yang menunjukkan keadaan sebenarnya.
Trisatya
Janji (satya) untuk Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega dan Pramuka dewasa. Trisatya Penggalang berbeda dengan Trisatya untuk Pramuka lainnya.
Troop
(inggris) Pasukan Penggalang.
Turba
(sing.) Turun Bawah; Melihat/ memantau kegiatan bawahan / anak buah.
Istilah
Pengertian
Ulang Janji
Tradisi dalam Gerakan Pramuka dimana setiap malam HUT nya mengadakan pengucapan kembali Trisatya. Ulang Janji hanya untuk Pramuka Penegak, Pandega dan anggota dewasa.
Utama
Tingkatan ketiga TKK Penggalang, Penegak dan Pandega.
Istilah
Pengertian
WAGGGS
(sing.) World Associations of Girl Guides and Girl Scouts; Organisasi Kepanduan Putri se-Dunia.
Wide Game
Permainan Besar; Kegiatan bersifat permainan edukatif yang dilaksanakan secara masal.
WOSM
(sing.) World Organization of Scout Movement; Organisasi Kepanduan Dunia.
Wirakartika
saka pramuka yang bekerjasama dengan TNI Angkatan darat
Istilah
Pengertian
Yanda
Sebutan atau panggilan untuk Pembina Pramuka Siaga Putra.

1 komentar: